Ticker

6/recent/ticker-posts

Kadang Kita Salah Berdoa dan selalu minta yang "Terbaik", Kadang Allah Bagi Bukan yang Kita Nak, Tapi yang Kita Perlu


Kadang Kita Salah Berdoa: Belajar Meminta yang Melengkapi, Bukan Sekadar yang Terbaik

Kadang-kadang dalam hidup ini, kita terlalu fokus meminta “yang terbaik” dalam doa. Kita lafazkan, “Ya Allah, berikanlah yang terbaik untukku.” Kedengaran sangat indah dan tulus. Tapi sedarkah kita, “terbaik” itu bukan datang dalam bentuk segera dan mudah?


Untuk menjadi yang terbaik — atau mendapatkan yang terbaik — ia perlukan proses. Proses yang panjang. Proses yang menyakitkan. Proses yang kadangkala buat kita hampir putus asa. Seperti besi yang mahu dijadikan pedang, ia perlu dibakar, ditempa, dan diketuk berulang kali. Begitulah hidup kita bila minta sesuatu yang “terbaik”.


Kadang kita minta pasangan yang terbaik, tapi yang hadir bukan seperti dalam angan. Kita minta rezeki yang terbaik, tapi yang datang adalah ujian dan keperitan. Kita jadi keliru… ini ke “terbaik” yang aku minta?


Hakikatnya, “terbaik” menurut kita tak sama dengan “terbaik” menurut Allah. Kita pandang yang sempurna, tapi Allah pandang yang melengkapi. Kita cari yang hebat, tapi Allah hantar yang menjadikan kita lebih kuat. Kita mahu yang sempurna untuk membahagiakan kita, tapi Allah tahu kita perlukan seseorang yang melengkapi kekurangan kita — bukan sekadar menyenangkan hati, tapi menenangkan jiwa.

jiwa.


Dan inilah realitinya yang kita selalu lupa:


Kadang Allah tak bagi apa yang kita nak, tapi Dia bagi apa yang kita perlu


Sebab Allah lebih tahu apa yang kita perlukan untuk tumbuh, untuk belajar, untuk jadi lebih kuat dan matang.

Benda yang kita nak sekarang mungkin cuma akan buat kita leka atau terluka. Tapi yang Allah bagi — walaupun nampak tak ‘ideal’ — mungkin itulah yang akan membentuk kita menjadi lebih baik dari apa yang kita bayangkan.


Maka, mungkin sudah tiba masanya kita ubah doa kita.


Daripada “Ya Allah, berikan yang terbaik untukku,”

kepada

“Ya Allah, hadirkan seseorang (atau sesuatu) yang melengkapi hidupku.”


Kerana hidup bukan tentang siapa paling hebat di sisi kita, tapi siapa yang sanggup berjalan sama dalam susah senang, siapa yang bantu kita jadi versi terbaik diri sendiri, walaupun perlahan dan penuh kekurangan.


Jadi, jangan takut kalau yang hadir dalam hidup bukan yang kita bayang. Mungkin dialah yang kita perlu. Mungkin dialah jawapan sebenar kepada doa yang pernah kita ucap — cuma dalam bentuk yang belum kita fahami.


Catat Ulasan

0 Ulasan