Ticker

6/recent/ticker-posts

Allah menguji kita dengan sesuatu yang kita cintai, maka janganlah berlebihan mencintai, agar sedih pun tidak berlebihan


Assalamualaikum 

Waktu berjalan dengan cepat, sesaat tak pernah terlambat, sedetik tak pernah tercepat. 

Beribu doa dihamparkan setiap insani, tetapi tidak semua doa di angkat.

Kamulah yang terbaik dalam hidupku,
tetapi dia pergi jauh dari hidup kamu, dia kawin dengan orang lain,
Inilah pekerjaan terbaik aku,
bertahun lama berkhidmat. tetapi kerana politik kerja kamu jadi mangsa dan di buang kerja,
Sudah di buang kerja,
Kereta pula kemalangan, rosak teruk.

Bertimpa-timpa kamu di uji satu persatu sehingga satu tahap kau hilang keyakinan. Kau hilang harapan untuk hidup.

Kamu rasa mustahil, adakah manusia seperti itu ? 
 
Tidak percaya pada takdir dan rezeki dia.

Hakikatnya ada, kamu tak rasa, kamu tak tahu rasanya bila kamu kehilangan segalanya.Kehilangan yang besar dalam hidup kamu. 

Terus nak salahkan takdir ?

Sedangkan masalah itu Allah hadirnya dan Dia jugalah yang membuka seluas penyelesaian. Teguhkan hati untuk selalu yakin dengan ALLAH, selalu yakin Allah ada dengan kita walau apa jua alasan. 

Apa pun alasan kita yang pasti adalah kita insan terpilih dariNya,Dihamparkan ujian kepada kita. 

Ia sebagaimana firman Allah bermaksud: “Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan...,” (al-Baqarah: 55)

Allah menguji kita dengan sesuatu yang kita cintai, maka janganlah berlebihan mencintai, agar sedih pun tidak berlebihan.

Diulang  :  

Sesuatu yang sangat kita cintai.Maka sederhanalah dalam setiap hal. 

Jika kamu pilih untuk lebih mencintai seseorang itu, adakah kau bersedia untuk diuji melalui dia ? 

 Jika kamu memilih untuk ada harta yang banyak tak mahu zakat dan bersedekah, adakah bersedia diuji dengan harta tersebut ?  

Tepuklah dada tanyalah iman, adakah sudah bersedia ?

Ingatlah tentang kisah Nabi Ibrahim As, yang mendapatkan ujian paling berat dengan perintah menyembelih kepala anak yang dikasihinya yaitu Nabi Ismail As. Jika cinta Nabi Ibrahim as kepada anaknya jauh lebih besar dari cintanya pada Allah, maka sama saja, Nabi Ibrahim as, telah melanggar perintah Allah. Namun meskipun banyak godaan dari syetan, Nabi Ibrahim as menunjukkan rasa cinta dan imannya dengan melaksanakan perintah Allah. Lalu apa yang terjadi? 

Allah SWT memberikan kabar gembira, memberikan limpahan berkah dan barokah, dengan menggantikan Nabi Ismail dengan seeskor kambing. Dan hingga sekarang kita merayakannya sebagai Hari Qurban.Itu adalah salah satu contoh dan bukti bagaimana Allah SWT menguji kita dengan apa yang paling kita cintai. Dan saat kita mampu melewatinya dengan sabar dan ikhlas, pasti kebahagiaan yang akan kita dapatkan, baik kebahagiaan di dunia ataupun di akhirat.

Dan kerana sesuatu ujian itulah yang membuka mata hati kita, yang mendidik kita supaya jangan mudah putus asa dalam kehidupan yang bagaikan bahtera dilautan yang penuh dengan onak duri, ujian juga dapat mematangkan kita. Mematangkan dan mendewasakan jika kedepannya kita sudah sedia untuk segala rasa.

InshaAllah di balik mendungnya awam pasti cahayanya mentari.






Catat Ulasan

2 Ulasan

Sayidah Napisah berkata…
betul tu. dalam apa-apa pun, kita kena bersederhana. bukan setakat mencintai, membenci, sedih, kecewa.. tapi dari semua segi kecuali ibadah & amal soleh :)
Rendi Febriandi berkata…
ARtikel yang menarik. Memang semua kejadian di dunia ini sudah ada tercatat di Lauh Mahfudz. Jauh hari sebelum manusia diciptakan, sudah ditentukan takdirnya. Maka dari itu kita tidak perlu berduka cita atau bersedih hati. Semoga kita selalu dalam lindunganNya. Amiin.. Lowongan Kerja